Animasi Doraemon

" title="klik untuk membuat animasi " />

Rabu, 15 Maret 2017

PERUBAHAN SIKAP





A.    Pengertian
Sikap terbentuk dalam perkembangan individu, karenanya faktor pengalaman individu mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka pembentukan sikap individu yang bersangkutan. Namun demikian pengaruh luar itu sendiri belumlah cukup meyakinkan untuk dapat menimbulkan atau membentuk sikap tersebut, sekalipun diakui bahwa faktor pengalaman adalahfaktor yang penting. Karena itu dalam pembentukan sikap faktor individu sendiri akan ikut serta menentukan terbentuknya sikap tersebut. Karena itu secara garis besar pembentukan dan  perubahan sikap itu akan ditentukan oleh dua faktor yang pokok, yaitu faktor individu itu sendiri atau faktor dalam dan faktor dari luar atau faktor ekterm.
Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain: arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986). Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.

B.     Teori-teori Perubahan Sikap
Berkaitan dengan pengubahan sikap dapat dikemukakan adanya beberapa teori yang sering dimnunculkan, yaitu teori Rosenberg dan teori Festinger.
1.      Teori Rosenberg
Teori Rosenberg dikenal dengan teori affective-cognitive consistency dalam sikap, dan teori ini kadang-kadang jua disebut teori dua faktor. Rosenberg (Secord & Backmab, 1964) memusatkan perhatiannya pada hubungan komponen kognitif dan komponen afektif. Menurut Rosenberg pengertian kognitif dalam sikap tidak hanya mencakup tentang pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan objek sikap, melainkan juga mencakup kepercayaann atau hubungan antara objek sikap itu dengan sistem nilai yang ada dalam diri individu.
Suatu hal yang penting pengetrapan teori Rosenberg ini ialah dalam kaitannya dengan pengubaha sikap. Karena hubungan komponen afektif dengan komponen kognitif konsiten, maka bila komponen afektifnya berubah maka komponen kognitifnya juga akan berubah, demikian pula bila komponen  kognitifnya berubah, komponen afektifnya juga akan berubah.
2.      Teori festinger
Teori festinger dikenal dengan teori disonansi kognitif dalam sikap. Festinger meneropong tentang sikap dikaitkan dengan perilaku nyata, yang merupakan persolan yang banyak mengundang perdebatan. Festinger dalam teorinya mengemukakan bahwa sikap individu itu biasanya konsisten satu dengan yang lain, dan dalam tindakannya  juga konsisten satu dengan yang lain. Festinger apa yang dimaksud dengan elemen kognitif ialah mencukup pengetehuan, pandangan, kepercayaan tentang lingkungan, tentang seseorang atau tindakan. Pengertian disonansi adalah tidak cocoknya antara dua atau tiga elemen-elemen kognitif.
Teori perubahan sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental discomfort) bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinannya. Keadaan tidak nyaman disebut dengan istilah disonansi, yang berasal dari kata dissonance, yang berarti ketidakcocokan atau ketidaksesuaian sehingga disebut juga dengan teori disonansi. Orang akan berupaya secara sadar atau tidak untuk membatasi atau mengurangi ketidaknyamanan ini melalui tiga proses selektif, yaitu penerimaan informasi selektif, ingatan selektif, dan persepsi selektif.
Teori lain yang muncul pada periode efek terbatas adalah teori reinforcement atau teori penguatan dari Joseph Klapper. Dalam buku nya The Effect Of Mass Communication, teori penguatan yang disusunnya berdasarkan berbagai bukti ilmiah dalam ilmu sosial yang berkembang sebelum tahun1960-an. Klapper sendiri menyebut teorinya dengan nama phenomenistic theory, namun orang lebih sering menyebutnya dengan teori penguatan karena menekankan pada kekuatan media yang terbatas.
Pemahaman mengenai mekanisme perubahan dan mengubah sikap sangat diperlukan karena sebagai manusia kadang-kadang kita berperan sebagai agen perubahan dan kadang-kadang kita berperan sebagai subjek perubahan. Suatu waktu mungkin kita yang mengingkan orang lain agar mengubah sikap dan di lain waktu mungkin kita perlu mempertahankan sikap dari usaha-usaha yang hendak mengubahnya.
1.      Startegi Persuasi
Bagaimana sikap dapat berubah atau di ubah?. Persuasi merupakan usaha perubahan sikap individu dengan memasukkan ide, fikiran, pendapat, dan bahkan fakta baru lewat pesan-pesan komunikatif. Pesan yang disampaikan dengan sengaja dimaksudkan untuk menimbulkan kontrdiksi dan inkonsistensi diantara komponen sikap individu atau diantara sikap dan perilakunya sehingga mengganggu kestbabilan sikap dan membuka peluang terjadinya perubahan yang diinginkan.
2.      Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional dalam persuasi pada umumnya meliputi beberapa unsure, yaitu sumber sebagai komunikator yang membawa psan kepada mereka yang sikapnya hendak diubah, sehingga dikenal istilah "who says what to whom and with what effect". Peran ke semua unsure dalam komunikasi persuasive ini ditelaah melalui studi dan riset sehingga melahirkan konsep teori mengenai strategi persusi dalam usaha perubahan sikap manusia.

Tidak ada komentar: